welcome to media inspirasi bakat anak muda katolik rimbo bujang

Senin, 23 Maret 2015

cerita

Belajar Dari Semut




Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang aya

Suatu hari Raja Daud mengajak Salomo anaknya menemaninya berjalan-jalan di taman istana. Setelah letih berkeliling duduklah dia di bawah sebuah pohon rindang. Dilihatnya Salomo sedang asik memandangi sesuatu. Rasa penasaran Daud mendorongnya untuk menghampiri Salomo. "Anak ku apa yang sedang engkau lihat?" tanya sang ayah.

"Oh lihatlah ayah sekawanan semut itu, mereka begitu sibuk mengangkat daun menuju sarang. Untuk apa sebenarnya daun-daun itu?" tanya Salomo kepada ayahnya.

"Daun itu adalah makannya, anakku. Ini adalah musim dimana mereka biasa mengumpulkan makanan, untuk bekal ketika salju mulai turun menutupi bumi." Jawab Daud.

"Lihatlah mereka begitu kecil tapi sanggup mengangkat daun yang begitu besar, bahkan jauh lebih besar dari tubuh mereka sendiri. Ternyata semut tidak selemah yang aku kira selama ini." Sambung Salomo. Dia tampak begitu heran dan kagum dengan pemandangan yang sedang dilihatnya.

"Yah itulah Kuasa Tuhan, bahkan binatang yang paling lemah diberikan Tuhan kekuatan melebihi yang lain. Tuhan itu adil. tahukah kamu anakku, semut yang kecil ini sanggup mengangkat beban yang bahkan 10 kali lebih berat dari tubuhnya. Seekor gajah yang paling besarpun tidak akan sanggup menandingi kekuatan seekor semut. Anakku, jangan pernah sekalipun engkau meremehkan mereka yang tampak lemah. Belajarlah dari semut! Jika engkau nanti menjadi seorang raja". Jawab Raja Daud.

"Engkau tahu berapa lama mereka akan mengangkat makanan-makanan itu?" tanya Raja.

"Entah ayah, mungkin sampai nanti sore". Jawab Salomo.

"Tidak nak, tidak seperti itu. Mereka akan terus bekerja mengumpulkan makanan hingga musim dingin tiba. Lihatlah bagaimana mereka bekerja! Mereka seakan tidak pernah lelah. Tidak ada yang diam, tidak ada yang tampak sedang asik bersantai bukan?" sambung Raja Daud.

"Ya, ayah benar. Mereka semua bekerja! Tapi Ayah, mungkinkah karena mereka takut akan dihukum jika tidak bekerja? mungkin ada yang sedang mengawasi mereka bekerja." Salomo mencoba mengajukan argumennya.

"Tidak, tidak ada yang mengawasi, semut bukan budak dari siapapun. Semut hanya memiliki seorang ratu yang bertugas melahirkan para semut, sedangkan sebagian besar semut adalah jenis pekerja dan sisanya adalah semut prajurit yang bertugas menjaga koloni dan ratu mereka. Tapi tidak untuk mengontrol para pekerja." Jawab Raja Daud.

"Anak ku, jika engkau mau merenungkannya, engkau bisa belajar banyak dari kehidupan para semut." Sambung Raja Daud.

"Apakah itu ayah, katakanlah supaya aku ini mengert." Pinta Salomo.

"Baiklah, supaya engkau tahu, semut adalah binatang yang bijaksana, yang menyadari bahwa untuk segala sesuatu ada masanya. Mereka menyadari ada waktu untuk mengumpulkan dan bekerja serta ada waktu untuk beristirahat. Ketika masa untuk bekerja datang, mereka akan menggunakannya untuk mengumpulkan bekal makanan. tak satupun dari mereka yang berusaha mencuri waktu untuk bersantai dan bersenang-senang. Karena mereka sadar ketika musim dingin tiba, mereka akan dapat beristirahat di dalam sarangnya yang hangat, semua beristirahat, tidak ada yang bekerja. Mereka makan dan minum, berpesta sambil menanti datangnya musim semi."

"Yang kedua, sebagai semut, mereka tahu bagaimana hidup dalam bersama dalam komunitasnya. Setiap semut paham akan tugas dan perannya masing masing. Mereka menjalankan tugasnya dengan setia. Mereka tidak perlu dipaksa dan tidak perlu didikte. Mereka tetap bekerja tanpa perlu diawasi. Tiap-tiap semut akan melakukan tugasnya dengan sukarela dan sungguh-sungguh. Yang satu tidak iri dengan yang lain. Selain rajin, semut adalah binatang yang memiliki integritas tinggi."

"Anakku jika engkau nanti menjadi seorang raja yang akan memimpin bangsamu, ajaklah rakyatmu belajar dari para semut." Sambung Sang Daud.

Tak terasa hari semakin siang. Matahari sudah berada tepat di atas kepala. Digandengnya tangan Salomo. "anak ku sudah saatnya untuk pulang. Masih cukup waktu untuk kamu bisa merenungkannya nanti."

Ya masih banyak waktu bagi kita untuk merenungkan, betapa tidak sempurnanya kita sebagai manusia, hingga masih harus belajar dari para semut.

Pesan
1. Dalam kehidupan berorganisasi di misdinar ada saatnya kita melayani Tuhan di altar dan ada waktunya kita bersenang-senang bersama berkumpul dalam acara tertentu, namun harus di ingat tugas kita sebagai misdinar adalah melayani Tuhan dengan hati senang dan tanpa paksaan.

2. Setiap pengurus maupun anggota dalam organisasi misdinar menjalankan tugasnya tanpa harus di suruh melainkan secara sukarela, tanpa di awasi apa lagi iri dengan pengurus yang lain.

Rabu, 17 Oktober 2012

Apa Itu Doa

Menurutku Doa Itu


1. Komunikasi.
Dimana ada komunikasi 2 arah di saat ku berbicara Tuhan mendengar dan sebaliknya.

2. Hubungan.
Aku semakin mengenal Pribadi Tuhan dan sifat-sifat-Nya, jadi membutuhkan proses waktu agar aku semakin mengetahui apa yang menjadi kesukaan-Nya dan apa yang tidak disukai-Nya. Itulah doa.

3. Nafas Kehidupan.
Aku tidak dapat hidup tanpa doa dan aku tidak pernah dapat berhenti berdoa, aku berdoa dimanapun dan kapanpun. Itulah doa.

4. Curahan Hati.
Aku ungkapan semua isi hatiku, pikiranku, perasaanku, kehendakku, hasratku dan keinginanku kepada Tuhan. Tidak ada yang tersembunyi. Itulah doa.

5. Jembatan.
Doa menghubungkan antara bumi dengan surga, sehingga apa yang ada di surga dapat di bawa ke bumi dan apa yang ada di bumi dapat di bawa ke surga. Aku dapat datang kepada Tuhan dan Tuhan dapat datang kepada aku. Itulah doa.

6. Sederhana
Doa itu simple, tidak rumit dan sederhana. Jadi tidak ada alasan untuk siapapun untuk tidak  dapat berdoa, yang ada hanya saja tidak mau untuk  meluangkan waktu untuk menyapa-Nya.

Apa itu Natal...?

RABU 25 MARET 2015

Apa itu Christmas

Apa itu Christmas?
Kata Christmas mempunyai arti Mass of Christ yang kemudian disingkat menjadi Christ-Mass. Versi yang lebih pendek lagi Xmas pertama kali dipakai di Eropa pada tahun 1500-an, berasal dari abjad Yunani, X adalah huruf pertama dari Xristos (Kristus) juga X merepresentasikan salib, jadilah "X-Mass".Christmas dirayakan orang-orang diberbagai belahan bumi pada tanggal 25 Desember, 

tetapi sebenarnya Yesus tidaklah lahir pada 25 Desember. 

Pada masa awal kekristenan, bangsa Romawi yang masih menganut kepercayaan pagan merayakan Saturnalia untuk menyembah dewa Saturnus (dewa panen) dan Mithras (dewa terang/sinar), suatu bentuk dari penyembahan matahari yang berasal dari Syria seabad sebelumnya. Perayaan Saturnalia ini diadakan tepat setelah winter solstice, hari pertama musim dingin (winter), juga merupakan siang hari terpendek dan malam hari terpanjang sepanjang tahun. Solstice berarti "sun standing still", matahari tetap berdiri, untuk menyatakan bahwa musim dingin tidaklah selamanya, hidup terus berlangsung, suatu undangan untuk tetap dalam semangat yang baik.
Orang-orang Kristen pada masa itu menyamarkan perayaan winter solstice. Pada saat orang-orang Romawi dengan meriah merayakan Saturnalia, maka orang-orang Kristen berkumpul bersama di dalam sebuah rumah bersekutu dan mengadakan kebaktian untuk merayakan kelahiran Yesus.
Pada tahun 274M solstice jatuh pada tanggal 25 Desember. Kaisar Romawi pada waktu itu, Aurelian, memproklamirkan tanggal itu sebagai "Natalis Solis Invicti", perayaan kelahiran matahari yang perkasa. Pada tahun 320M Paus Julius I menyatakan tanggal 25 Desember sebagai tanggal resmi kelahiran Yesus. Pada tahun 325M Kaisar Constantine the Great, kaisar Romawi pertama yang beragama Kristen, yang menginginkan seluruh kekaisaran menjadi Kristen, merubah perayaan solstice menjadi Christmas. Secara resmi dirayakan sebagai kelahiran Yesus Kristus.
Lebih dari 1000 tahun kemudian, perayaan Christmas mengikuti ekspansi kekristenan ke seluruh Eropa dan Mesir. Sepanjang waktu itu perayaan Christmas tercampur dengan pesta pora kepercayaan pagan, tukar menukar kado yang sebelumnya marak pada perayaan Saturnalia juga menjadi tradisi Christmas, berbagai macam ritual menyambut musim dingin menjadi suatu tradisi yang panjang dalam merayakan Christmas.


Sebenarnya banyak penolakan terhadap Christmas, pada tanggalnya yang mengambil tanggal perayaan Saturnalia, ataupun juga pada toleransi terhadap tradisi pagan yang ikut serta dalam perayaan Christmas. Pada masa Reformasi Gereja di abad ke 16 orang-orang Protestan menentang otoritas Gereja Katolik, termasuk Christmas yang sarat dengan tradisi pagan. Pada abad ke 17 kaum Puritan melarang Christmas di Inggris dan beberapa koloni Inggris di Amerika Utara karena mereka merasa Christmas berisi berbagai kegiatan yang tidak berguna seperti judi, pesta pora dan makan minum sepuasnya, bersaing dalam kemewahan.
Berbagai kebaktian diadakan di gereja gereja pada malam menyambut Christmas, biasanya disertai renungan makna kelahiran Yesus bagi kita. Tetapi itu di dalam gereja, di luar itu, apakah kita masih merenungkan makna Natal atau lebih sibuk berbelanja dalam musim diskon yang luar biasa ini dan berlibur keluar kota dalam libur panjang?

Apakah Katolik Menyembah Patung dan Bunda Maria?

Pembuatan Patung
Berikut ini adalah ayat dari kitab keluaran 20 : 3-5 yang sering digunakan untuk menuduh bahwa katolik menyembah patung, padahal pembuatan patung dilarang.‎
3.Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku. 4.Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit di atas atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi. 5.Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, Tuhan, Allahmu, adalah Allah yang cemburu yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci aku.
3.You shall not have other gods besides me (NAB, CCB); no other gods before me(RSV, NIV, KJV); 4.You shall not carve idols (NAB); a graven image (RSV); any graven image (NIV, KJV); a carved image (CCB) for yourselves in the shape of anything in the sky above or on the earth below or in the waters beneath the earth; 5.you shall not bow down (NAB, RSV, NIV, KJV, CCB) before them or worship them: for I the LORD your God am a jealous God, visiting the iniquity of the fathers upon the children to the third and the fourth generation of those who hate me.
Catatan: NAB= New American Bible; RSV= Revised Standard Version; NIV= New International Version; CCB= Christian Community Bible.
Kata patung tersebut dalam bahasa inggris adalah carved idols atau graven image, dimana artinya adalah patung berhala.
Nah, kalo dilihat konteksnya maka yang tidak diperbolehkan adalah membuat patung untuk dijadikan berhala atau disembah. Lalu apakah boleh membuat patung namun tidak disembah? Tentu saja tidak ada masalah, Tuhan sendiri memerintahkan untuk membuat patung seperti yang terlihat dari ayat berikut :
Kel 25:18-19 : Dan haruslah kaubuat dua kerub dari emas, kaubuatlah itu dari emas tempaan, pada kedua ujung tutup pendamaian itu. Buatlah satu kerub pada ujung sebelah sini dan satu kerub pada ujung sebelah sana; seiras dengan tutup pendamaian itu kamu buatlah kerub itu di atas kedua ujungnya.
Bil 21:8 : Maka berfirmanlah TUHAN kepada Musa: “Buatlah ular tedung dan taruhlah itu pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut, jika ia melihatnya, akan tetap hidup.”
Jadi, jelas bahwa umat katolik membuat patung tidak untuk disembah, melainkan mereka menghormati apa yang digambarkan oleh patung tersebut (misalnya para kudus atau Bunda Maria). Hanya Allah yang boleh disembah.
Berdoa Melalui Perantaraan Bunda Maria
Umat Katolik tidak pernah menyembah Bunda Maria, dan tidak ada satupun ciptaan yang bisa disejajarkan dengan Yesus Kristus yang adalah Allah.  Katekismus Gereja Katolik menjelaskan :
970 Adapun “peran keibuan Maria terhadap umat manusia sedikitpun tidak menyuramkan atau mengurangi pengantaraan Kristus yang tunggal itu, melainkan justru menunjukkan kekuatannya. Sebab segala pengaruh santa Perawan Maria yang menyelamatkan manusia … berasal dari kelimpahan pahala Kristus. Pengaruh itu bertumpu kepada pengantaraan-Nya, sama sekali tergantung daripadanya, dan menimba segala kekuatannya daripadanya” (LG 60). “Sebab tiada satu mahkluk pun yang pernah dapat disejajarkan dengan sabda yang menjelma dan Penebus kita. Namun seperti imamat Kristus secara berbeda-beda ikut dihayati oleh para pelayan (imam) maupun oleh umat beriman, dan seperti satu kebapakan Allah dengan cara yang berbeda-beda pula terpancarkan secara nyata dalam mahkluk-mahkluk, begitu pula satu-satunya pengantaraan Penebus tidak meniadakan, melainkan membangkitkan pada mahkluk-mahkluk aneka bentuk kerja sama yang berasal dari satu-satunya sumber” (LG 62).
SELASA 24 MARET 2015


Mengapa pada saat "Yang dikandung dari Roh Kudus. Dilahirkan ole Santa Perawan Maria" membungkuk?

Pada saat Syahadat, AKU PERCAYA. Kan pada kata2 "YANG DIKANDUNG DARI ROH KUDUS. DILAHIRKAN OLEH SANTA PERAWAN MARIA" Umat harus membungkukkan badan. Namun saat gereja masih ada umat yang tidak membungkukkan badan entah cuek/tidak mengetahui maksud dan tujuannya. Oleh karena itu saya kutip pencerahan dari Rm. Yohanes Samiran SCJ. Yuk simak baik-baik.

PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :

Sikap membungkuk di Indonesia memang baru diperkenalkan dalam TPE baru (2005) dan sebenarnya telah jelas dicetak miring dan diberi penjelasan.

Sikap membungkuk adalah untuk memberikan penghormatan kepada 'penjelmaan Putra yang dikandung dari Roh Kudus - melalui (oleh) perawan Maria'.

Maka sikap hormat dan terimakasih atas karya agung Allah itu, pada Hari Raya Natal diungkapkan bukan hanya dengan membungkuk tetapi dengan berlutut.
Dengan sikap berlutut jelas sekali bahwa maksud tindakan hormat bukan pertama-tama kepada Maria, tetapi kepada Allah sendiri yang melakukan Karya Agung dalam diri Bunda Maria.

Mau perbandingan praktis, bisa kita lihat dalam praktik berlutut ke arah tabernakel, bukan untuk menghormati tabernakel sebagai tabernakel, tetapi hormat kepada DIA yang berdiam di dalam tabernakel itu.
Nah, (rahim) Maria adalah "tabernakel" pertama bagi Putra di dunia ini.


Pada saat Syahadat, AKU PERCAYA. Kan pada kata2 "YANG DIKANDUNG DARI ROH KUDUS. DILAHIRKAN OLEH SANTA PERAWAN MARIA" Umat harus membungkukkan badan. Namun saat gereja masih ada umat yang tidak membungkukkan badan entah cuek/tidak mengetahui maksud dan tujuannya. Oleh karena itu saya kutip pencerahan dari Rm. Yohanes Samiran SCJ. Yuk simak baik-baik.

PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :

Sikap membungkuk di Indonesia memang baru diperkenalkan dalam TPE baru (2005) dan sebenarnya telah jelas dicetak miring dan diberi penjelasan.

Sikap membungkuk adalah untuk memberikan penghormatan kepada 'penjelmaan Putra yang dikandung dari Roh Kudus - melalui (oleh) perawan Maria'.

Maka sikap hormat dan terimakasih atas karya agung Allah itu, pada Hari Raya Natal diungkapkan bukan hanya dengan membungkuk tetapi dengan berlutut.
Dengan sikap berlutut jelas sekali bahwa maksud tindakan hormat bukan pertama-tama kepada Maria, tetapi kepada Allah sendiri yang melakukan Karya Agung dalam diri Bunda Maria.

Mau perbandingan praktis, bisa kita lihat dalam praktik berlutut ke arah tabernakel, bukan untuk menghormati tabernakel sebagai tabernakel, tetapi hormat kepada DIA yang berdiam di dalam tabernakel itu.
Nah, (rahim) Maria adalah "tabernakel" pertama bagi Putra di dunia ini.

NAMA PAKAIAN LITURGI

Busana Liturgi 2






SUPERPLI

Istilah superpli berasal dari bahasa Latin “superpellicium” yang artinya “di atas dada”. Superli adalah pakaian luar seperti rok yang berwarna putih, panjangnya sampai di atas lutut dan memiliki lengan baju yang lebar; terkadang dengan renda-renda di bagian lengan dan lipatannya. Superpli dipakai oleh imam atau diakon dalam rangka ibadat atau perayaan liturgi di luar misa, seperti adorasi, ibadat tobat, mengantar Komuni, dan ibadat-ibadat lain. Superpli merupakan pengganti alba. Tapi, tidak boleh sembarangan memakai superpli. Kalau pelayan mengenakan kasula atau dalmatik, ia harus mengenakan alba, tidak boleh menggantikan alba dengan superpli. Superpli bisa juga dikenakan oleh siapa saja yang bertugas dalam liturgi, termasuk para broeder, frater dan misdinar.



 PLUVIALE

Arti harafiah pluviale ialah mantel hujan. Pluviale yang dipergunakan dalam liturgi merupakan kain mantel besar, indah, yang dikalungkan pada leher dari belakang dengan kancing rantai dari kedua sudut atas mantel. Dalam liturgi, pluviale dipakai oleh uskup atau imam pada perayaan liturgi di luar Perayaan Ekaristi, seperti prosesi, adorasi atau astuti, pemberkatan dengan Sakramen Mahakudus, pemberkatan mempelai tanpa misa kudus atau upacara pemberkatan lain.



 
 
VELUM

Velum merupakan sebutan bagi kain segi empat sepanjang 2-3 meter dan lebarnya sekitar 60 cm, berwarna putih atau kuning atau emas dengan hiasan indah, memiliki rantai kancing pada kedua ujung yang dapat dicantelkan di depan dada. Velum yang berarti kain selubung ini digunakan dengan cara dikalungkan dari belakang dan dikenakan pada punggung. Velum digunakan oleh imam atau diakon untuk menyelubungi pegangan monstrans yang berisi Sakramen Mahakudus dalam rangka prosesi Sakramen Mahakudus atau pemberkatan umat dengan Sakramen Mahakudus. Memang unsur busana ini tidak dipakai dalam Perayaan Ekaristi, namun sangat berkaitan dengan Sakramen Ekaristi, yakni dalam adorasi atau penghormatan kepada Sakramen Mahakudus. Kain semacam itu biasanya dihiasi. Namun ada juga yang tanpa hiasan, namun dipakai untuk membawa tongkat gembala dan mitra uskup, ketika seorang uskup memimpin Perayaan Ekaristi meriah. Velum untuk tongkat dan mitra uskup biasanya berwarna putih saja.




DALMATIK


 Dalam Perayaan Ekaristi, busana khusus bagi imam selebran ialah kasula; busana khusus bagi diakon ialah Dalmatik. Bentuk dalmatik agak mirip kasula, tetapi berbeda juga, sebab ujung dalmatik biasa dibuat persegi atau bersudut (pada kasula tidak) dan motif hiasan berupa garis-garis salib besar. Dalmatik dikenakan setelah stola diakon. Ini adalah busana resmi diakon tatkala bertugas melayani dalam Misa, khususnya yang bersifat agung / meriah. Tetapi, kalau tidak perlu atau dalam perayaan liturgi yang kurang meriah, diakon tidak harus mengenakan dalmatik. Busana ini melambangkan sukacita dan kebahagiaan yang merupakan buah-buah dari pengabdiannya kepada Allah. Warna atau motif dalmatik disesuaikan dengan kasula imam yang dilayaninya pada waktu Misa.




 STOLA DIAKON



Sama dengan stola imam, hanya cara mengenakannya yang berbeda. Imam mengenakan stola dengan cara mengalungkannya pada leher, dua ujung stola dibiarkan menggantung. Diakon mengenakan stola dengan cara menyilangkannya dari pundak kiri ke pinggang kanan. Karena stola merupakan tanda jabatan kepemimpinan liturgi resmi, maka stola hanya boleh dikenakan oleh para pelayan yang ditahbiskan, yaitu uskup, imam dan diakon.

sumber : 1. “Simbol-Simbol Sekitar Perayaan Ekaristi: Busana Liturgis”; Pamflet Liturgi M3 Mengalami, Merawat, Menarikan Liturgi; diterbitkan oleh ILS