welcome to media inspirasi bakat anak muda katolik rimbo bujang

Senin, 23 Maret 2015

SELASA 24 MARET 2015


Mengapa pada saat "Yang dikandung dari Roh Kudus. Dilahirkan ole Santa Perawan Maria" membungkuk?

Pada saat Syahadat, AKU PERCAYA. Kan pada kata2 "YANG DIKANDUNG DARI ROH KUDUS. DILAHIRKAN OLEH SANTA PERAWAN MARIA" Umat harus membungkukkan badan. Namun saat gereja masih ada umat yang tidak membungkukkan badan entah cuek/tidak mengetahui maksud dan tujuannya. Oleh karena itu saya kutip pencerahan dari Rm. Yohanes Samiran SCJ. Yuk simak baik-baik.

PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :

Sikap membungkuk di Indonesia memang baru diperkenalkan dalam TPE baru (2005) dan sebenarnya telah jelas dicetak miring dan diberi penjelasan.

Sikap membungkuk adalah untuk memberikan penghormatan kepada 'penjelmaan Putra yang dikandung dari Roh Kudus - melalui (oleh) perawan Maria'.

Maka sikap hormat dan terimakasih atas karya agung Allah itu, pada Hari Raya Natal diungkapkan bukan hanya dengan membungkuk tetapi dengan berlutut.
Dengan sikap berlutut jelas sekali bahwa maksud tindakan hormat bukan pertama-tama kepada Maria, tetapi kepada Allah sendiri yang melakukan Karya Agung dalam diri Bunda Maria.

Mau perbandingan praktis, bisa kita lihat dalam praktik berlutut ke arah tabernakel, bukan untuk menghormati tabernakel sebagai tabernakel, tetapi hormat kepada DIA yang berdiam di dalam tabernakel itu.
Nah, (rahim) Maria adalah "tabernakel" pertama bagi Putra di dunia ini.


Pada saat Syahadat, AKU PERCAYA. Kan pada kata2 "YANG DIKANDUNG DARI ROH KUDUS. DILAHIRKAN OLEH SANTA PERAWAN MARIA" Umat harus membungkukkan badan. Namun saat gereja masih ada umat yang tidak membungkukkan badan entah cuek/tidak mengetahui maksud dan tujuannya. Oleh karena itu saya kutip pencerahan dari Rm. Yohanes Samiran SCJ. Yuk simak baik-baik.

PENCERAHAN DARI PASTOR YOHANES SAMIRAN SCJ :

Sikap membungkuk di Indonesia memang baru diperkenalkan dalam TPE baru (2005) dan sebenarnya telah jelas dicetak miring dan diberi penjelasan.

Sikap membungkuk adalah untuk memberikan penghormatan kepada 'penjelmaan Putra yang dikandung dari Roh Kudus - melalui (oleh) perawan Maria'.

Maka sikap hormat dan terimakasih atas karya agung Allah itu, pada Hari Raya Natal diungkapkan bukan hanya dengan membungkuk tetapi dengan berlutut.
Dengan sikap berlutut jelas sekali bahwa maksud tindakan hormat bukan pertama-tama kepada Maria, tetapi kepada Allah sendiri yang melakukan Karya Agung dalam diri Bunda Maria.

Mau perbandingan praktis, bisa kita lihat dalam praktik berlutut ke arah tabernakel, bukan untuk menghormati tabernakel sebagai tabernakel, tetapi hormat kepada DIA yang berdiam di dalam tabernakel itu.
Nah, (rahim) Maria adalah "tabernakel" pertama bagi Putra di dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar